Powered By Blogger

Social Icons

Pages

Minggu, 28 Oktober 2012

                      

Peran Pemuliaan Kelapa Sawit
1          Latar belakang
Komoditi perkebunan memiliki peranan yang nyata dalam memajukan perekonomian dan pertanian di Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya taraf hidup petani, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan devisa negara. Salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia adalah kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan primadona ekspor non migas, oleh karena itu komoditi ini selalu menjadi pilihan banyak pengusaha untuk menanamkan modalnya.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dimulai sejak tahun 1911 di Sumatra Utara. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit mengalami banyak kemajuan sampai dengan pecahnya perang pasifik pada tahun 1940. Kemajuan perkebunan kelapa sawit ini didukung oleh lembaga-lembaga penelitian yang telah berdiri sampai dengan sekarang ini (Mangunsoekarjo dan Tojib, 2003).
Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia namun saat ini kelapa sawit menjadi salah satu sumber daya pangan, pemasok kebutuhan minyak nabati nasional menggantikan ke1apa (Cocos nucifera). Di Indonesia minyak kelapa sawit mentah mulai dipergunakan sebagai bahan minyak goreng pada tahun 1980 ketika terjadi kelangkaan minyak goreng (Anonim, 1997).
Produk utama kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah tandan buahnya yang menghasilkan minyak dari daging buah dan kernel (inti sawit). Industri olahan minyak kelapa sawit dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu dalam industri pangan (misalnya pembuatan minyak goreng, lemak pangan, margarin, kue, es krim, dan permen) dan dalam industri non pangan (misalnya pembuatan sabun, detergen, dan surfaktan, pelunak, pelapis, ramuan komponen karet, pelumas, dan kosmetik.
Pada saat ini telah dikenal beberapa varietas unggul kelapa sawit yang dianjurkan untuk ditanam di perkebunan. Varietas-barietas unggul tersebut dihasilkan melalui hibridisasi atau persilangan buatan antara varietas Dura sebagai induk betina dengan varietas Pisifera sebagai induk jantan. Terbukti dari hasil pengujian yang dilakukan selama bertahun-tahun, bahwa varietas-varietas tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya (Setyawibawa dan Widyastuti, 1998).
PT. Sampoerna Agro Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri kelapa sawit. Pelaksanaan pembudidayaan yang telah bertahun-tahun ini membuat perusahaan telah berpengalaman dalam pengembangan, pendekatan sosial dan lingkungan. Selain itu, luas areal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut membuktikan bahwa perusahaan tersebut terus berkembang seiring dengan waktu. Areal penanaman kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Sampoerna Agro tersebar di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah (Anonim, 2006)
 Devinisi pemuliaan tanaman
·           Pemuliaan Tanaman adalah Rangkaian lingkungan kegiatan penelitian atau pengujian Dan lingkungan kegiatan penemuan Dan pengembangan suatu varietas, Sesuai Artikel Baru menggunakan metoda baku untuk menghasilkan varietas Baru Dan mempertahankan kemurnian Benih varietas Yang dihasilkan. (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 years 2.000 tentang perlindungan varietas Tanaman)
·           Pemuliaan Tanaman adalah suatu Teknologi dan Seni untuk memanipuasi gen kromosom atau kemampuan Dan genetik Tanaman sehingga sifat-sifat mulia menjadi nihil Tanaman Dan lebih berguna Sesuai Artikel Baru keperluan manusia Yang Selalu MENINGKAT (Ahmad Baehaki Dalam, Nani Hermiati 2000. Diktat kuliah Pengantar Pemuliaan Tanaman.Fakultas Pertanian UNPAD Bandung)
·           Pemuliaan tanaman adalah ilmu, seni, dan bisnis untuk meningkatkan tanaman untuk manfaat manusia. (Bernardo, R. 2.002 Pemuliaan untuk sifat kuantitatif.. Stemma Press, Minneapolis, MN)
·           Pemuliaan Tanaman adalah Ilmu tentang perubahan susunan genetik sehingga memperoleh Tanaman Yang menguntungkan manusia (Poespodarsono Sumardjo. 1988 Dasar-EQUITY Ilmu. Oemuliaan tanaman.PAU IPB-Lembaga sumberdaya INFORMASI IPB).
·           Pemuliaan tanaman menyiratkan usaha manusia sadar bertujuan untuk meningkatkan lama dan mengembangkan varietas baru tanaman dalam rangka memenuhi permintaan untuk pakan manusia dan hewan. Borojevic Slavsko. 1990. Perkembangan ilmu tanaman: Prinsip dan metode pemuliaan tanaman. Elsevier. New York)
·           Pemuliaan tanaman adalah penggunaan teknik yang melibatkan tanaman menyeberang untuk menghasilkan varietas dengan karakteristik tertentu (sifat), yang dicatat di gen dari tanaman dan diwariskan kepada generasi mendatang tanaman.
·           Pemuliaan tanaman adalah ilmu, terapan multidisiplin. Ini adalah aplikasi dari prinsip-prinsip genetik dan praktek yang berhubungan dengan pengembangan kultivar lebih cocok dengan kebutuhan manusia daripada kemampuan untuk bertahan hidup di alam liar, melainkan menggunakan pengetahuan dari agronomi, botani, genetika, sitogenetika, genetika molekuler, fisiologi, patologi, entomologi, biokimia, dan statistik (Schlegel, RHJ 2003. Kamus pemuliaan tanaman.
·           Hasil akhir dari pemuliaan tanaman terutama ditingkatkan kultivar. Oleh karena itu, pemuliaan tanaman terutama ilmu organisme meskipun itu sungguh cocok untuk menerjemahkan informasi pada tingkat molekuler (DNA urutan, produk protein) menjadi fenotipe ekonomis penting. (Gepts Paulus dan Jim Hancock. 2006. Masa depan pemuliaan tanaman.
·           Definisi tradisional dari pemuliaan tanaman meliputi ilmu pengetahuan yang mengembangkan kultivar baru dan plasma nutfah baik, namun, banyak orang merasa definisi ini harus diperluas untuk mencakup ilmu yang berkontribusi terhadap perbaikan tanaman melalui penelitian pemuliaan (Ransom, C., C. Drake, K. Ando , dan J. Olmstead 2006
·           Sebuah definisi yang luas tentang pemuliaan tanaman biasanya mengacu pada tujuan manipulasi materi genetik melalui hibridisasi, mutasi, atau rekayasa genetika untuk menghasilkan genotipe baru yang diikuti dengan pemilihan individu yang luar biasa untuk membentuk kultivar yang merupakan populasi tanaman terkait dengan nilai ekonomi (Bliss A.Fredrick 2007..
·            Pemuliaan tanaman adalah manipulasi tujuan dari spesies tertentu tanaman dalam rangka menciptakan varietas yang diinginkan untuk mencapai tujuan tertentu. Manipulasi ini dapat dilakukan dalam beberapa cara. Hal ini dapat menjadi dengan cara penyerbukan terkendali atau manipulasi langsung dari gen tanaman seperti dalam rekayasa genetika. Hal ini biasanya berkembang menjadi strain seleksi buatan baru yang pada akhirnya akan mengarah pada domestikasi. Pemuliaan tanaman adalah praktek dalam membuat tanaman mengembangkan strain yang lebih baik untuk sedini ribuan tahun yang lalu. Ini dimulai dengan praktek domestikasi tanaman yang memungkinkan manusia awal untuk memproduksi dan tumbuh tanaman dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan lebih sedikit dari strain liar. Banyak tanaman saat ini adalah hasil domestikasi tanaman selama zaman kuno.
PEMULIAAN KELAPA SAWIT KINI
Ketersediaan Material Genetik
Material genetik (Plasma nutfah) merupakan kunci utama dalam pengembangan program pemuliaan kelapa sawit. Saat ini, plasma nutfah kelapa sawit tersebar di areal komersial perkebunan kelapa sawit dan pusat-pusat riset kelapa sawit: Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfindo, PT London Sumatra Indonesia, PT Dami Mas Sejahtera (SMART Tbk.), PT Tunggal Yunus Estate (Asian Agri Group), PT Bina Sawit Makmur (PT Sampoerna Agro Tbk), dan PT Tania Selatan Group, serta beberapa calon produsen benih kelapa sawit.
Plasma nutfah kelapa sawit umumnya terbagi atas dua sub heterotic group, dura dan pisifera. Plasma nutfah dura pada umumnya diturunkan dari 4 plasma nutfah dura yang berasal kebun raya Bogor tahun tanam 1848, hasil re-introduksi beberapa famili elit Deli dura seperti Dura Dumpy (E 206), dan introduksi terbatas populasi dura dari Afrika seperti dura-dura ex-Zaire dan Kamerun. Plasma nutfah pisifera di introduksi dari Afrika Barat sejak 1914.
Beberapa turunan plasma nutfah pisifera elit tercatat dimiliki oleh pusat-pusat riset kelapa sawit di Indonesia, seperti turunan pisifera SP 540, turunan pisifera BM 119, turunan pisifera Lame (L-series) ex-populasi BRT-10, pisifera Yangambi (YA-series), turunan pisifera Dami DM 742 dan DM 743, turunan pisifera Nigeria GHA 608 dan Ghana GHA 648, turunan pisifera Ekona CAM 236 dan CAM 243.
Selain E. guineensis, beberapa pusat riset juga memiliki plasma nutfah E. oleifera, antara lain beberapa generasi Elaeis oleifera dari Suriname dan Brazilia dan San Alberto (Colombia).
Strategi Utama Pemuliaan Kelapa Sawit
Seleksi Klasik. Pemuliaan klasik berbasis genetika kuantitatif merupakan pendekatan terpenting dalam menghasilkan bahan tanaman unggul. Beberapa strategi yang telah dikenal luas dalam pemuliaan kelapa sawit, antara lain Recurrent Reciprocal Selection (RRS) dan Family & Individual Palm Selection (FIPS).
Strategi ini pada prinsipnya memanfaatkan dua group utama, yaitu group dura dan group tenera/pisifera. Dari populasi dasar yang telah diseleksi dilakukan tahapan evaluasi lapang maupun laboratorium untuk menentukan individu tanaman terbaik yang dilihat dari keragaan progeninya. Seleksi untuk menentukan tetua–tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih dilakukan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Selain penentuan pohon induk untuk benih komersial, pada tahapan seleksi inijuga dipilih tetua-tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang lebih baik pada siklus pemuliaan berikutnya.
Kultur Jaringan. Kultur jaringan mempunyai dua kontribusi penting dalam pemuliaan sawit yaitu untuk pembiakan massal secara vegetatif dan untuk regenerasi jaringan yang telah ditransform oleh gen pengendali sifat tertentu dalam proses rekayasa genetika. Keberhasilan penerapan teknologi ini telah dilaporkan sejak pertengahan 1970-an. Saat ini sekitar 20-an laboratorium kultur jaringan di seluruh dunia berpacu dalam perbaikan dan up scalling proses kultur jaringan, menghasilkan rata-rata 10,000 – 200,000 plantlet per tahun (Wahid et al., 2004).
4.                  Manfaat pemuliaan pemuliaan kelapa sawit
Produktivitas CPO dapat ditingkatkan lebih lanjut sebanyak 8-10 ton/ha, dengan menggunakan germplasma unggul yang diperoleh melalui seleksi dan program pemuliaan tanaman yang panjang dengan menggunakan seleksi, metode screening DNA atau teknologi transgenik. sehingga tidak diragukan bahwa kombinasi program pemuliaan tanaman dengan manajemen yang lebih baik dan metode pengolahan yang lebih efisien dapat memberikan produktivitas lebih dari 20 ton/ha minyak pada masa mendatang.
Di Malaysia telah dikenal pasti beberapa pohon memiliki produktivitas tinggi yang dapat diperbanyak secara klon tanpa kehilangan produktivitas TBS. Secara teoritis beberapa populasi dapat menghasilkan 60 ton/ha. Sehingga kelapa sawit memiliki potensi besar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar minyak nabati tetapi juga berfungsi sebagai sumber industri non makanan berupa produk Oleokimia. Pemulia telah mengambil pendekatan strategi terintegrasi. Selama satu dekade terakhir telah mengidentifikasi beberapa pusat plasma nutfah di Afrika dan Amerika Selatan asal domestikasi jenis kelapa sawit, Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera. Sejak tahun 2008 konsorsium dari 12 perusahaan Indonesia dan Malaysia telah melakukan eksplorasi ke Kamerun dan memperoleh 103 aksesi yang memiliki keragaman genetic yang tinggi. Material genetik yang diperoleh tentu masih memerlukan waktu untuk dapat digunakan menghasilkan varietas komersial.
Pengalaman pemuliaan Deli Dura sehingga mencapai kualitas seperti saat ini menunjukkan bahwa dibutuhkan eliminasi dari sifat-sifat genetic yang kurang menguntungkan dengan melakukan rekombinasi intra dan inter populasi. Seleksi massa, negatif maupun positif, dilakukan terhadap karakter-karakter yang oleh masing-masing breeder diperkirakan akan memberikan keuntungan di masa mendatang.
Sebagai contoh salah satu jenis Elaeis oleifera mempunyai kandungan lebih 65% oleat. Koleksi ini dan lainnya sering dievaluasi dan diteliti dengan menggunakan metode konvensional, molecular genetic maupun menggunakan biokimia. Penggunaan molecular marker sangat penting dalam program pemuliaan tanaman yang berkesinambungan untuk menghasilkan kombinasi perubahan profil asam lemak dan produktivitas minyak yang tinggi.
Strategi kedua yang dilakukan adalah diversifikasi komposisi asam lemak bebas dengan melibatkan tranformasi genetik (Transgenik) untuk memodulasi jalur biosintesis yang relevan. Teknologi ini melibatkan penambahan gen baru atau menekan aktivitas gen yang terlibat dalam metabolisme asam lemak. Strategi saat transformasi genetik melibatkan penggunaan RNA antisense dan mengatur gen thioesterase sehingga memungkinkan asam palmitat menjadi memanjang. Untuk memperoleh asam oleat tinggi untuk eksploitasi komersial cukup menggunakan promotor gen jaringan khusus, pendekatan serupa dapat digunakan untuk memanipulasi komposisi asam minyak kernel kelapa sawit. Sebagai contoh, pemilihan salah satu Plasto transgen dapat meningkatkan efisiensi ekspresi serta memfasilitasi bio-containment minyak sawit tanaman hasil transgenik. Transformasi melalui vektor Agrobacterium paling efisien juga sedang diselidiki.
Inovasi lain adalah RNAi untuk menekan fungsi gen yang tidak diinginkan. Teknologi ini telah berhasil digunakan untuk menutup beberapa gen dalam metabolisme asam lemak. Upaya saat ini sedang berlangsung dalam beberapa kelompok untuk menghasilkan minyak sawit transgenik dengan oleat tinggi, tetapi hasil ini diprediksi dapat dinikmati secara massal pada tahun 2020 an. Pada waktu bersamaan, pendekatan pemuliaan secara konvensional dan koleksi plasma nutfah terus ditingkatkan untuk menemukan variasi genetic baru dari pusat-pusat asal tanaman. Selain itu jalan lebih spekulatif adalah melalui penelitian genetika molekuler untuk meningkatkan produk asam lemak yang diinginkan.
Selama beberapa dekade terakhir, Pemulia tanaman (breeders) telah menggunakan teknologi reproduksi dengan menggunakan DNA berbasis molekuler, kultur jaringan dan penerapan genomik dan proteomics.
Kesimpulan
Hasil Pemuliaan Manfaat positif dari pemanfaatan plasma nutfah secara optimal dan implementasi strategi seleksi yang tepat, baik RRS maupun FIPS, telah dirasakan industri perkebunan. Kinerja pemanfaatan sumberdaya genetik kelapa sawit Indonesia tercermin dari beberapa aspek seperti peningkatan produktivitas tanaman dan ketersediaan varietas yang cukup dan diminati pengguna. Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, produktivitas minyak sawit meningkat dua kali lipat, dari 4.3 ton minyak/ha/tahun pada 1970 menjadi 7-11.0 ton/ha/tahun pada 2006 Peningkatan ini, selain berasal dari kontribusi genetik yang terkait dengan program seleksi, juga dipengaruhi oleh perubahan strategi pemanfaatan plasma nutfah yang pada awal 1970-an menghasilkan produk persilangan intra-origin (Dura x Dura; Dura x Tenera) (Pamin, 1998) menjadi hibrida inter-origin (Dura x Pisifera).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar