Powered By Blogger

Social Icons

Pages

Minggu, 28 Oktober 2012


FORMULASI CAIR PADA PESTISIDA


A. Pengertian Pestisida
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973, yang dimaksud
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk :

Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang
merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.
Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman, tidak termasuk pupuk.
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
peliharaan dan ternak.
Memberantas atau mencegah hama-hama air.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi
dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.



B. Jenis Pestisida Menurut Jasad Sasaran
Ditinjau dari jenis jasad yang menjadi sasaran penggunaan pestisida dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:

1. Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti
tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut Mitesida. Fungsinya untuk
membunuh tungau atau kutu.

2. Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut,
berfungsi untuk membunuh alge.

3. Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung, fungsinya
sebagai pembunuh atau penolak burung.

4. Bakterisida, Berasal dari katya latin bacterium, atau kata Yunani bakron,
berfungsi untuk membunuh bakteri.

5. Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang
artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. Dapat
bersifat fungitoksik (membunuh cendawan) atau fungistatik (menekan
pertumbuhan cendawan).
6. Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun,
berfungsi untuk membunuh gulma.

7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan
segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga.

8. Molluskisida, berasal dari kata Yunani molluscus, artinya berselubung tipis
atau lembek, berfungsi untuk membunuh siput.

9. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda, atau bahasa Yunani nema
berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda.

10. Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak
telur.

11. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi
untuk membunuh kutu atau tuma.

12. Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk
membunuh ikan.

13. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi
untuk membunuh binatang pengerat.

14. Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang
kayu berfungsi untuk membunuh rayap.


C. Bentuk Formulasi Pestisida

1. Formulasi Cair
Formulasi pestisida bentuk cair biasanya terdiri dari pekatan yang
dapat diemulsikan (EC), pekatan yang larut dalam air (SL), pekatan
dalam air (AC), pekatan dalam minyak (OC), Aerosol (A), gas yang
dicairkan (LG).
Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida TA.2011

a. Pekatan yang diemulsikan
Formulasi pekatan yang dapat diemulsikan atau Emulsifiable
Concentrate (yang lazim disingkat EC) merupakan formulasi
dalam bentuk cair yang dibuat dengan melarutkan bahan aktif
dalam pelarut tertentu dan ditambah surfaktan atau bahan
pengemulsi.
Formulasi untuk penyemprotan penggunaan perlu diencerkan
dengan air, sehingga formulasi ini akan segera menyebar dan
membentuk emulsi serta memerlukan sedikit pengadukkan.
Pestisida yang termasuk formulasi pekatan yang dapat
diemulsikan mempunyai kode EC di belakang nama dagangnya.


b. Pekatan yang larut dalam air
Formulasi yang larut dalam air atau Water Soluble Concentrate
(SL) merupakan formulasi cair yang terdiri dari bahan aktif yang
dilarutkan dalam pelarut tertentu yang dapat bercampur baik
dengan air. Formulasi ini sebelum digunakan terlebih dahulu
diencerkan dengan air kemudian disemprotkan.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode SL di
belakang nama dagangnya.

c. Pekatan Dalam Air
Formulasi pekatan dalam air atau Aqueous Concentrate (AC)
merupakan pekatan pestisida yang dilarutkan dalam air. Biasanya
pestisida yang diformulasikan sebagai pekatan dalam air adalah
bentuk garam dari herbisida asam yang mempunyai kelarutan
tinggi dalam air.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode AC di
belakang nama dagangnya.
Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida TA.2011


d. Larutan Dalam Minyak
Pekatan dalam minyak atau Oil Miscible Concentrate (OL) adalah
formulasi cair yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi
tinggi yang dilarutkan dalam pelarut hidrokarbon aromatic seperti
xilin atau nafta. Formulasi ini biasanya digunakan setelah
diencerkan dalam hidro karbon yang lebih murah seperti solar
kemudian disemprotkan atau dikabutkan (Fogging).
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode OL di
belakang nama dagangnya.

e. Aerosol
Formulasi pestisida aerosol adalah formulasi cair yang
mengandung bahan aktif yang dilarutkan dalam pelarut organik.
Ke dalam larutan ini ditambahkan gas yang bertekanan dan
kemudian dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi kemasan
yang siap pakai dan dibuat dalam konsentrasi yang rendah.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode A di
belakang nama dagangnya.

f. Gas yang dicairkan atau Liquefied Gases
Formulasi ini adalah formulasi pestisida bahan aktif dalam bentuk
gas yang dipampatkan pada tekanan dalam suatu kemasan.
Formulasi pestisida ini digunakan dengan cara fumigasi ke dalam
ruangan atau tumpukan bahan makanan atau penyuntikan ke
dalam tanah.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode LG di
belakang nama dagangnya.
Pedoman Pembinaan





Penjelasan lainnya adalah :
a.                  Emulsifiable Concentrate atau Emulsible Concentrate (EC)
Merupakan sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengan kandungan bahan aktif yang cukup tinggi. Oleh karena menggunakan solvent berbasis minyak, konsentrat ini jika dicampur dengan air akan membentuk emulsi (butiran benda cair yang melayang dalam media cair lainnya). Bersama formulasi WP, formulasi EC merupakan formulasi klasik yang paling banyak digunakan saat ini.

Menurut Butarbutar (2009), EC (emulsible atau emulsifiable concentrates) adalah larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier (bahan pengemulsi) untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi suspensi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air. Suspensi minyak dalam air ini merupakan emulsi. Bahan pengemulsi adalah sejenis detergen (sabun) yang menyebabkan penyebaran butir-butir kecil minyak secara menyeluruh dalam air pengencer. Secara tradisional insektisida digunakan dengan cara penyemprotan bahan racun yang diencerkan dalam air, minyak, suspensi air, dusting, dan butiran. Penyemprotan merupakan cara yang paling umum, mencakup 75% dari seluruh pemakaian insektisida, yang sebagian besar berasal dari formulasi Emulsible Concentrates. Bila partikel air diencerkan dalam minyak (kebalikan dari emulsi) maka hal ini disebut emulsi invert. EC yang telah diencerkan dan diaduk hendaknya tidak mengandung gumpalan atau endapan setelah 24 jam. Contoh: grothion 50 EC, Basudin 60 EC

b. Water Soluble Concentrate (WCS
Merupakan formulasi yang mirip dengan EC, tetapi karena menggunakan sistem solvent berbasis air maka konsentrat ini jika dicampur air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk larutan homogen. Umumnya formulasi ini digunakan dengan cara disemprotkan. Contoh: Azidrin 15 WSC.

c. Aquaeous Solution (AS), merupakan pekatan yang bisa dilarutkan dalam air. Pestisida yang diformulasi dalam bentuk AS umumnya yang dimorfulasikan dalam bentuk garam herbisida asam yang memiliki kelarutan tinggi dalam air. Pestisida yang diformulasi dalam bentuk ini digunakan dengan cara disemprotkan. Contoh: 2-metil-4-klorofenoksiasetat (MCPA) dan 2,4-diklorofenoksi asetat (2,4-D).

d. Soluble Liquid (SL)
Merupakan pekatan cair. Jika dicampur air, pekatan cair ini akan membentuk larutan. Pestisida ini juga digunakan dengan cara disemprotkan.
e. Ultra Low Volume (ULV), merupakan sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yaitu volume semprot antara 1-5 liter/hektar. Formulasi ULV umumnya berbasis minyak karena untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan butiran semprot yang sangat halus.

f. Pekatan dalam minyak (Oil concrentrat)
Adalah formulais cair yang berisi bahan aktif dalam kosentrasi tinggi yang dilarutkan dalam pelarut hidrokarbon aromatik seperti xilin atau nafta. Penggunaannya biasa diencerkan dengan pelarut hidrokarbon yang lebih murah (missal solar), baru disemprotakan atau dikabutkan (fogging). Contoh: Sevin 4 Oil.

g. Formulasi aerosol
Dalam hal ini pestisida dilarutkan dalam elarut organik, dalam kosentrasi rendah dimasukkan dalam kaleng berisi gas yang bertekanan, dikemas dalam bentuk aerosol siap pakai. Contoh: Flygon aerosol.

h. Bentuk cair yang mudah menguap (liquefied gases)
Pestisida ini terdapat dalam bentuk gas yang dimanpatkan pada tekanan tertentu dalam suatu kemasan. Penggunaannya ialah dengan cara fumigasi ke dalam ruangan atau tumpukan bahan makanan atau penyuntikan ke dalam tanah. Contoh: Methyl bromide.

3. Kode Formulasi pada Nama Dagang
Bentuk formulasi dan kandungan bahan aktif pestisida dicantumkan di belakang nama dagangnya. Adapun prinsip pemberian nama dagang sebagai berikut:
a. Jika diformulasi dalam bentuk padat, angka di belakang nama dagang menunjukkan kandungan bahan aktif dalam persen. Sebagai contoh herbisida Karmex 80 WP mengandung 80% bahan aktif. Insektisida Furadan 3 G berarti mengandung bahan aktif 3%.
b. Jika diformulasi dalam bentuk cair, angka di belakang nama dagang menunjukkan jumlah gram atau mililiter (ml) bahan aktif untuk setiap liter produk. Sebagai contoh, fungisida Score 250 EC mengandung 250 ml bahan aktif dalam setiap liter produk Score 250 EC.
c. Jika produk tersebut mengandung lebih dari satu macam bahan aktif maka kandungan bahan-bahan aktifnya dicantumkan semua dan dipisahkan dengan garis miring. Sebagai contoh, fungisida Ridomil Gold MZ 4/64 WP mengandung bahan-bahan aktif metalaksil-M 4% dan mankozeb 64% dan diformulasi dalam bentuk WP.

1 komentar:

  1. bagaimana jika gliposat dicampur dengan solar yang memiliki aromatic sperti yang anda sebutkan?

    BalasHapus