Peran Pemuliaan Kelapa Sawit
1 Latar
belakang
Komoditi perkebunan memiliki peranan yang nyata dalam memajukan
perekonomian dan pertanian di Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
meningkatnya taraf hidup petani, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan
devisa negara. Salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia adalah
kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan primadona ekspor non migas, oleh karena
itu komoditi ini selalu menjadi pilihan banyak pengusaha untuk menanamkan
modalnya.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dimulai sejak tahun 1911 di Sumatra
Utara. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit mengalami banyak kemajuan sampai
dengan pecahnya perang pasifik pada tahun 1940. Kemajuan perkebunan kelapa
sawit ini didukung oleh lembaga-lembaga penelitian yang telah berdiri sampai
dengan sekarang ini (Mangunsoekarjo dan Tojib, 2003).
Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia namun saat ini kelapa sawit
menjadi salah satu sumber daya pangan, pemasok kebutuhan minyak nabati nasional
menggantikan ke1apa (Cocos nucifera). Di Indonesia minyak kelapa sawit mentah
mulai dipergunakan sebagai bahan minyak goreng pada tahun 1980 ketika terjadi
kelangkaan minyak goreng (Anonim, 1997).
Produk utama kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah tandan buahnya yang
menghasilkan minyak dari daging buah dan kernel (inti sawit). Industri olahan
minyak kelapa sawit dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu dalam industri
pangan (misalnya pembuatan minyak goreng, lemak pangan, margarin, kue, es krim,
dan permen) dan dalam industri non pangan (misalnya pembuatan sabun, detergen,
dan surfaktan, pelunak, pelapis, ramuan komponen karet, pelumas, dan kosmetik.
Pada saat ini telah dikenal beberapa varietas unggul kelapa sawit yang
dianjurkan untuk ditanam di perkebunan. Varietas-barietas unggul tersebut
dihasilkan melalui hibridisasi atau persilangan buatan antara varietas Dura
sebagai induk betina dengan varietas Pisifera sebagai induk jantan. Terbukti
dari hasil pengujian yang dilakukan selama bertahun-tahun, bahwa varietas-varietas
tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya
(Setyawibawa dan Widyastuti, 1998).
PT. Sampoerna Agro Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam industri kelapa sawit. Pelaksanaan pembudidayaan yang telah bertahun-tahun
ini membuat perusahaan telah berpengalaman dalam pengembangan, pendekatan
sosial dan lingkungan. Selain itu, luas areal yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut membuktikan bahwa perusahaan tersebut terus berkembang seiring dengan
waktu. Areal penanaman kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Sampoerna Agro
tersebar di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah (Anonim, 2006)
Devinisi pemuliaan tanaman
·
Pemuliaan
Tanaman adalah Rangkaian lingkungan kegiatan penelitian atau pengujian Dan
lingkungan kegiatan penemuan Dan pengembangan suatu varietas, Sesuai Artikel
Baru menggunakan metoda baku untuk menghasilkan varietas Baru Dan
mempertahankan kemurnian Benih varietas Yang dihasilkan. (Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 29 years 2.000 tentang perlindungan varietas Tanaman)
·
Pemuliaan
Tanaman adalah suatu Teknologi dan Seni untuk memanipuasi gen kromosom atau
kemampuan Dan genetik Tanaman sehingga sifat-sifat mulia menjadi nihil Tanaman
Dan lebih berguna Sesuai Artikel Baru keperluan manusia Yang Selalu MENINGKAT
(Ahmad Baehaki Dalam, Nani Hermiati 2000. Diktat kuliah Pengantar Pemuliaan
Tanaman.Fakultas Pertanian UNPAD Bandung)
·
Pemuliaan
tanaman adalah ilmu, seni, dan bisnis untuk meningkatkan tanaman untuk manfaat
manusia. (Bernardo, R. 2.002 Pemuliaan untuk sifat kuantitatif.. Stemma Press,
Minneapolis, MN)
·
Pemuliaan
Tanaman adalah Ilmu tentang perubahan susunan genetik sehingga memperoleh
Tanaman Yang menguntungkan manusia (Poespodarsono Sumardjo. 1988 Dasar-EQUITY
Ilmu. Oemuliaan tanaman.PAU IPB-Lembaga sumberdaya INFORMASI IPB).
·
Pemuliaan
tanaman menyiratkan usaha manusia sadar bertujuan untuk meningkatkan lama dan
mengembangkan varietas baru tanaman dalam rangka memenuhi permintaan untuk
pakan manusia dan hewan. Borojevic Slavsko. 1990. Perkembangan ilmu tanaman:
Prinsip dan metode pemuliaan tanaman. Elsevier. New York)
·
Pemuliaan
tanaman adalah penggunaan teknik yang melibatkan tanaman menyeberang untuk
menghasilkan varietas dengan karakteristik tertentu (sifat), yang dicatat di
gen dari tanaman dan diwariskan kepada generasi mendatang tanaman.
·
Pemuliaan
tanaman adalah ilmu, terapan multidisiplin. Ini adalah aplikasi dari
prinsip-prinsip genetik dan praktek yang berhubungan dengan pengembangan
kultivar lebih cocok dengan kebutuhan manusia daripada kemampuan untuk bertahan
hidup di alam liar, melainkan menggunakan pengetahuan dari agronomi, botani,
genetika, sitogenetika, genetika molekuler, fisiologi, patologi, entomologi,
biokimia, dan statistik (Schlegel, RHJ 2003. Kamus pemuliaan tanaman.
·
Hasil
akhir dari pemuliaan tanaman terutama ditingkatkan kultivar. Oleh karena itu,
pemuliaan tanaman terutama ilmu organisme meskipun itu sungguh cocok untuk
menerjemahkan informasi pada tingkat molekuler (DNA urutan, produk protein)
menjadi fenotipe ekonomis penting. (Gepts Paulus dan Jim Hancock. 2006. Masa
depan pemuliaan tanaman.
·
Definisi
tradisional dari pemuliaan tanaman meliputi ilmu pengetahuan yang mengembangkan
kultivar baru dan plasma nutfah baik, namun, banyak orang merasa definisi ini
harus diperluas untuk mencakup ilmu yang berkontribusi terhadap perbaikan
tanaman melalui penelitian pemuliaan (Ransom, C., C. Drake, K. Ando , dan J.
Olmstead 2006
·
Sebuah
definisi yang luas tentang pemuliaan tanaman biasanya mengacu pada tujuan
manipulasi materi genetik melalui hibridisasi, mutasi, atau rekayasa genetika
untuk menghasilkan genotipe baru yang diikuti dengan pemilihan individu yang
luar biasa untuk membentuk kultivar yang merupakan populasi tanaman terkait
dengan nilai ekonomi (Bliss A.Fredrick 2007..
·
Pemuliaan tanaman adalah manipulasi tujuan
dari spesies tertentu tanaman dalam rangka menciptakan varietas yang diinginkan
untuk mencapai tujuan tertentu. Manipulasi ini dapat dilakukan dalam beberapa
cara. Hal ini dapat menjadi dengan cara penyerbukan terkendali atau manipulasi
langsung dari gen tanaman seperti dalam rekayasa genetika. Hal ini biasanya
berkembang menjadi strain seleksi buatan baru yang pada akhirnya akan mengarah
pada domestikasi. Pemuliaan tanaman adalah praktek dalam membuat tanaman
mengembangkan strain yang lebih baik untuk sedini ribuan tahun yang lalu. Ini
dimulai dengan praktek domestikasi tanaman yang memungkinkan manusia awal untuk
memproduksi dan tumbuh tanaman dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan lebih
sedikit dari strain liar. Banyak tanaman saat ini adalah hasil domestikasi
tanaman selama zaman kuno.
PEMULIAAN KELAPA SAWIT KINI
Ketersediaan Material Genetik
Material
genetik (Plasma nutfah) merupakan kunci utama dalam pengembangan program
pemuliaan kelapa sawit. Saat ini, plasma nutfah kelapa sawit tersebar di areal
komersial perkebunan kelapa sawit dan pusat-pusat riset kelapa sawit: Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfindo, PT London Sumatra Indonesia, PT
Dami Mas Sejahtera (SMART Tbk.), PT Tunggal Yunus Estate (Asian Agri Group), PT
Bina Sawit Makmur (PT Sampoerna Agro Tbk), dan PT Tania Selatan Group, serta
beberapa calon produsen benih kelapa sawit.
Plasma nutfah
kelapa sawit umumnya terbagi atas dua sub heterotic group, dura dan pisifera.
Plasma nutfah dura pada umumnya diturunkan dari 4 plasma nutfah dura yang
berasal kebun raya Bogor tahun tanam 1848, hasil re-introduksi beberapa famili
elit Deli dura seperti Dura Dumpy (E 206), dan introduksi terbatas populasi
dura dari Afrika seperti dura-dura ex-Zaire dan Kamerun. Plasma nutfah pisifera
di introduksi dari Afrika Barat sejak 1914.
Beberapa
turunan plasma nutfah pisifera elit tercatat dimiliki oleh pusat-pusat riset
kelapa sawit di Indonesia, seperti turunan pisifera SP 540, turunan pisifera BM
119, turunan pisifera Lame (L-series) ex-populasi BRT-10, pisifera Yangambi
(YA-series), turunan pisifera Dami DM 742 dan DM 743, turunan pisifera Nigeria
GHA 608 dan Ghana GHA 648, turunan pisifera Ekona CAM 236 dan CAM 243.
Selain E.
guineensis, beberapa pusat riset juga memiliki plasma nutfah E. oleifera,
antara lain beberapa generasi Elaeis oleifera dari Suriname dan Brazilia dan
San Alberto (Colombia).
Strategi Utama Pemuliaan Kelapa Sawit
Seleksi
Klasik. Pemuliaan klasik berbasis genetika kuantitatif merupakan pendekatan
terpenting dalam menghasilkan bahan tanaman unggul. Beberapa strategi yang
telah dikenal luas dalam pemuliaan kelapa sawit, antara lain Recurrent
Reciprocal Selection (RRS) dan Family & Individual Palm Selection (FIPS).
Strategi ini
pada prinsipnya memanfaatkan dua group utama, yaitu group dura dan group
tenera/pisifera. Dari populasi dasar yang telah diseleksi dilakukan tahapan
evaluasi lapang maupun laboratorium untuk menentukan individu tanaman terbaik
yang dilihat dari keragaan progeninya. Seleksi untuk menentukan tetua–tetua
yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih dilakukan berdasarkan
hasil evaluasi tersebut. Selain penentuan pohon induk untuk benih komersial,
pada tahapan seleksi inijuga dipilih tetua-tetua yang akan direkombinasikan
untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang lebih baik pada siklus
pemuliaan berikutnya.
Kultur
Jaringan. Kultur jaringan mempunyai dua kontribusi penting dalam pemuliaan
sawit yaitu untuk pembiakan massal secara vegetatif dan untuk regenerasi
jaringan yang telah ditransform oleh gen pengendali sifat tertentu dalam proses
rekayasa genetika. Keberhasilan penerapan teknologi ini telah dilaporkan sejak
pertengahan 1970-an. Saat ini sekitar 20-an laboratorium kultur jaringan di
seluruh dunia berpacu dalam perbaikan dan up scalling proses kultur jaringan,
menghasilkan rata-rata 10,000 – 200,000 plantlet per tahun (Wahid et al.,
2004).
4.
Manfaat pemuliaan pemuliaan kelapa
sawit
Produktivitas
CPO dapat ditingkatkan lebih lanjut sebanyak 8-10 ton/ha, dengan menggunakan
germplasma unggul yang diperoleh melalui seleksi dan program pemuliaan tanaman
yang panjang dengan menggunakan seleksi, metode screening DNA atau teknologi
transgenik. sehingga tidak diragukan bahwa kombinasi program pemuliaan tanaman
dengan manajemen yang lebih baik dan metode pengolahan yang lebih efisien dapat
memberikan produktivitas lebih dari 20 ton/ha minyak pada masa mendatang.
Di Malaysia
telah dikenal pasti beberapa pohon memiliki produktivitas tinggi yang dapat
diperbanyak secara klon tanpa kehilangan produktivitas TBS. Secara teoritis
beberapa populasi dapat menghasilkan 60 ton/ha. Sehingga kelapa sawit memiliki
potensi besar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar minyak nabati tetapi
juga berfungsi sebagai sumber industri non makanan berupa produk Oleokimia.
Pemulia telah mengambil pendekatan strategi terintegrasi. Selama satu dekade
terakhir telah mengidentifikasi beberapa pusat plasma nutfah di Afrika dan
Amerika Selatan asal domestikasi jenis kelapa sawit, Elaeis guineensis dan
Elaeis oleifera. Sejak tahun 2008 konsorsium dari 12 perusahaan Indonesia dan
Malaysia telah melakukan eksplorasi ke Kamerun dan memperoleh 103 aksesi yang
memiliki keragaman genetic yang tinggi. Material genetik yang diperoleh tentu
masih memerlukan waktu untuk dapat digunakan menghasilkan varietas komersial.
Pengalaman pemuliaan Deli Dura sehingga mencapai kualitas seperti saat ini menunjukkan bahwa dibutuhkan eliminasi dari sifat-sifat genetic yang kurang menguntungkan dengan melakukan rekombinasi intra dan inter populasi. Seleksi massa, negatif maupun positif, dilakukan terhadap karakter-karakter yang oleh masing-masing breeder diperkirakan akan memberikan keuntungan di masa mendatang.
Pengalaman pemuliaan Deli Dura sehingga mencapai kualitas seperti saat ini menunjukkan bahwa dibutuhkan eliminasi dari sifat-sifat genetic yang kurang menguntungkan dengan melakukan rekombinasi intra dan inter populasi. Seleksi massa, negatif maupun positif, dilakukan terhadap karakter-karakter yang oleh masing-masing breeder diperkirakan akan memberikan keuntungan di masa mendatang.
Sebagai
contoh salah satu jenis Elaeis oleifera mempunyai kandungan lebih 65% oleat.
Koleksi ini dan lainnya sering dievaluasi dan diteliti dengan menggunakan
metode konvensional, molecular genetic maupun menggunakan biokimia. Penggunaan
molecular marker sangat penting dalam program pemuliaan tanaman yang
berkesinambungan untuk menghasilkan kombinasi perubahan profil asam lemak dan
produktivitas minyak yang tinggi.
Strategi kedua yang dilakukan adalah diversifikasi komposisi asam lemak bebas dengan melibatkan tranformasi genetik (Transgenik) untuk memodulasi jalur biosintesis yang relevan. Teknologi ini melibatkan penambahan gen baru atau menekan aktivitas gen yang terlibat dalam metabolisme asam lemak. Strategi saat transformasi genetik melibatkan penggunaan RNA antisense dan mengatur gen thioesterase sehingga memungkinkan asam palmitat menjadi memanjang. Untuk memperoleh asam oleat tinggi untuk eksploitasi komersial cukup menggunakan promotor gen jaringan khusus, pendekatan serupa dapat digunakan untuk memanipulasi komposisi asam minyak kernel kelapa sawit. Sebagai contoh, pemilihan salah satu Plasto transgen dapat meningkatkan efisiensi ekspresi serta memfasilitasi bio-containment minyak sawit tanaman hasil transgenik. Transformasi melalui vektor Agrobacterium paling efisien juga sedang diselidiki.
Strategi kedua yang dilakukan adalah diversifikasi komposisi asam lemak bebas dengan melibatkan tranformasi genetik (Transgenik) untuk memodulasi jalur biosintesis yang relevan. Teknologi ini melibatkan penambahan gen baru atau menekan aktivitas gen yang terlibat dalam metabolisme asam lemak. Strategi saat transformasi genetik melibatkan penggunaan RNA antisense dan mengatur gen thioesterase sehingga memungkinkan asam palmitat menjadi memanjang. Untuk memperoleh asam oleat tinggi untuk eksploitasi komersial cukup menggunakan promotor gen jaringan khusus, pendekatan serupa dapat digunakan untuk memanipulasi komposisi asam minyak kernel kelapa sawit. Sebagai contoh, pemilihan salah satu Plasto transgen dapat meningkatkan efisiensi ekspresi serta memfasilitasi bio-containment minyak sawit tanaman hasil transgenik. Transformasi melalui vektor Agrobacterium paling efisien juga sedang diselidiki.
Inovasi lain
adalah RNAi untuk menekan fungsi gen yang tidak diinginkan. Teknologi ini telah
berhasil digunakan untuk menutup beberapa gen dalam metabolisme asam lemak. Upaya
saat ini sedang berlangsung dalam beberapa kelompok untuk menghasilkan minyak
sawit transgenik dengan oleat tinggi, tetapi hasil ini diprediksi dapat
dinikmati secara massal pada tahun 2020 an. Pada waktu bersamaan, pendekatan
pemuliaan secara konvensional dan koleksi plasma nutfah terus ditingkatkan
untuk menemukan variasi genetic baru dari pusat-pusat asal tanaman. Selain itu
jalan lebih spekulatif adalah melalui penelitian genetika molekuler untuk
meningkatkan produk asam lemak yang diinginkan.
Selama
beberapa dekade terakhir, Pemulia tanaman (breeders) telah menggunakan
teknologi reproduksi dengan menggunakan DNA berbasis molekuler, kultur jaringan
dan penerapan genomik dan proteomics.
Kesimpulan
Hasil
Pemuliaan Manfaat positif dari pemanfaatan plasma nutfah secara optimal dan
implementasi strategi seleksi yang tepat, baik RRS maupun FIPS, telah dirasakan
industri perkebunan. Kinerja pemanfaatan sumberdaya genetik kelapa sawit
Indonesia tercermin dari beberapa aspek seperti peningkatan produktivitas
tanaman dan ketersediaan varietas yang cukup dan diminati pengguna. Dalam kurun
waktu 30 tahun terakhir, produktivitas minyak sawit meningkat dua kali lipat,
dari 4.3 ton minyak/ha/tahun pada 1970 menjadi 7-11.0 ton/ha/tahun pada 2006
Peningkatan ini, selain berasal dari kontribusi genetik yang terkait dengan
program seleksi, juga dipengaruhi oleh perubahan strategi pemanfaatan plasma
nutfah yang pada awal 1970-an menghasilkan produk persilangan intra-origin
(Dura x Dura; Dura x Tenera) (Pamin, 1998) menjadi hibrida inter-origin (Dura x
Pisifera).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar