BAKTERISIDA
1.
Definisi
Bakterisida
Bakterisida
adalah senyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri. Serangan bakteri pada tanaman cukup merugikan petani. Tumbuhan tingkat
rendah yang sangat kecil inin dilihat dari bentuknya ada yang bulat, berbentuk
batang, dan spiral. Panjangnya antara 0,15 – 6 mikron dan berkembang biak
dengan membelah diri.
Dengan
ukurannya yang sangaat kecil ini bakteri mudah menerobos masuk dalam tanaman
inang melalui luka, stomata, pori air, kelenjar madu dan lentisel. Didalam
tanaman, enzim bakteri akan:
·
memecah sel
sehingga menimbulkan lubang pada bermacam-macam jaringan.
·
Memecah tepung
menjadi gua dan menyederhanakan senyawa nitrogen yang koplek untuk memperoleh
tenaga agar bertahan hidup.
Selain itu bakteri juga menghasilkan zat racun dan zat l;ain yang merugikan
tanaman. Bahkan menghasilkan zat yang bisa merangsang sel-sel inang membelah
secara tidak normal. Didalam
tanaman, bakteri ini kana bereaksi menimbulkan penyakit sesuai tipenya.
a.
tipe penyakit pembuluh pengangkut air
bakteri ini memenuhi pembuluh
pengangkut air dan mengakibatkan jalannya air dari akar ke daun terhambat
sehingga daun menjadi layu. Contohnya
bakteri pseudomonas solanacearum yang menyebabkan busuk cikelat pad akentang,
terung dan tomat.
b.
tipe penyakit jaringan parenkim
dengan terserangnya jaringan parenkim akan terjadi nekrosis atau pembusukan
bagian tanaman yang terserang.
c.
tipe penyakit hiperplastis
bakteri ini merangsang perkembangan sel tanaman lbih cepat dari biasanya
sehingga terbentuk bintil, tumor, bonggol atau pembengkakan.
Bakteri bisa menyebar melalui berbagai agen, misalnya biji, buah umbi,
batang stek, sernaggga, burung, siput, ulat manusia, kompos dan pupuk kandang. Baktrisida biasanya sistemik karena baktri melakukan perusakan dalam tubuh
inang. Perendaman bibit dalam larutan bakterisida merupakan salah satu cara
aplikasi untuk mengendalikan pseudomonas solanaceae yang bisa mengakibatkan
layu pada tanaman famili solanaceae.
Ambang
Ekonomi (AE), yaitu batas populasi hama telah menimbulkan kerusakan yang lebih
besar daripada biaya pengendalian. Karena itu secara berkelanjutan tindakan pemantauan
atau monitoring populasi hama dan penyakit perlu dilaksanakan.
a.
Pengertian Ambang Ekonomi
Ambang Ekonomi adalah batas populasi hama atau
kerusakan oleh hama yang digunakan sebagai dasar untuk digunakannya pestisida.
Diatas AE populasi hama telah mengakibatkan kerugian yang nilainya lebih besar
daripada biaya pengendalian.
Ambang Ekonomi adalah kepadatan populasi hama yang
memerlukan tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan populasi hama
berikutnya yang dapat mencapai Aras Luka Ekonomi, ALE (Economic Injury Level).
Sedangkan ALE didefinisikan sebagai padatan populasi terendah yang
mengakibatkan kerusakan ekonomi. Kerusakan ekonomi terjadi bila nilai kerusakan
akibat hama sama atau lebih besarnya dari biaya pengendalian yang dilakukan,
sehingga tidak terjadi kerugian. Dengan demikian AE merupakan dasar
pengendalian hama untuk menggunakan pestisida kimia.
b.
Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit
Usaha untuk
memperoleh hasil tanaman yang maksimal bermacam cara dilakukan, cara-cara
pengendalian tersebut digolongkan kepada lima cara yaitu: fisik dan mekanik,
penggunaan varietas tahan, bercocok tanam, biologi, dan kimia.
3.
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Penggunaan
varietas tahan
Penggunaan
varietas tahan merupakan usaha pengendalian hama atau penyakit yang mudah dan
murah bagi petani. Telah banyak varietas-varietas padi yang dilepas oleh Badan
Penelitan dan Pengembangan Pertanian dan lembaga riset dalam dan luar negeri
yang tahan terhadap hama dan penyakit utama tanaman.
Penggunaan
varietas tahan telah terbukti dapat mengurangi kehilangan hasil, namun
penggunaan varietas tahan yang memiliki gen ketahanan yang tunggal akan memacu
timbulnya biotipe dan strain atau ras-ras baru yang akan lebih berbahaya. Untuk
itu dianjurkan melakukan pergiliran varietas atau melakukan penanaman varietas
padi yang memiliki berbagai tingkat ketahanan. Tindakan ini telah berhasil
dalam menekan perkembangan penyakit blas dan tungro di Sulawesi Selatan. Karena
pencapuran menanam padi yang memiliki keragaman tingkat ketahanan ini merupakan
tindakan untuk meningkatkan diversifikasi lingkungan yang dapat menekan laju
perkembangan populasi hama atau patogen.
Pada tingkat
ini adalah peran dari para peneliti pertanian. Bagaimana mereka dapat
menciptakan varietas tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit dan tentu
saja dengan hasil yang lebih baik dari varietas sebelumnya. Sedangkan peran
petani adalah dengan menanam jenis / varietas yang telah lolos uji dan terbukti
menguntungkan bagi petani.
4.
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan dilakukan secara
Fisik dan mekanik
Pengendalian
hama atau penyakit dengan cara ini biasanya dilakukan pada usaha pertanian
dalam skala kecil atau dalam rumah kawat atau rumah kaca. Pengendalian hama
atau penyakit dengan fisik adalah penggunaan panas dan pengaliran udara.
Sedangkan mekanik adalah usaha pengendalian dengan cara mencari jasad perusak
tanaman, kemudian memusnahkannya. Cara ini dapat dilakukan dengan tangan atau
menggunakan alat berupa perangkap.
Terkadang
cara ini lebih efektif untuk menekan populasi hama dan tentu saja dengan
memperhatikan waktu dan tempat yang tepat. Misalnya untuk mengendalikan hama
ulat jengkal yang aktivitas hidupnya pada siang hari hal ini akan efektif
tetapi akan terasa berbeda apabila mengendalikan hama ulat grayak/ ulat tanah
secara fisik pada siang hari karena ulat grayak / ulat tanah tidak akan
ditemukan pada siang hari, demikian juga untuk hama-hama yang lain. Juga
perhatikan siklus dari serangga hama maksudnya apabila anda ingin mengendalikan
hama ulat tetapi saat ini siklusnya untuk daerah tersebut sudah menjadi
kupu-kupu atau ngengat, maka jangan berharap anda bisa menemukan ulat yang anda
maksud. Untuk itu kenali dahulu karakteristik dan sifat dan siklus ddari
serangga hama yang akan kita kendalikan secara fisik.
5.
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan dilakukan dengan
cara Bercocok tanam
Berbagai
usaha dalam bercocok tanam dapat menekan perkembangan jasad pengganggu tanaman,
mulai dari pengolahan tanah,jarak tanam, waktu tanam, pengaturan pengairan,
pengaturan pola tanam, dan pemupukkan.
·
Tanam
Serempak.
Dilahan
irigasi dengan penanaman serempak, hama lebih menonjol dari pada penyakit.
Berdasarkan luas serangannya, hama yang dominan merusak tanaman padi adalah
tikus, wereng coklat, dan penggerek batang . Adakalanya keong mas, ganjur,
lembing batu, ulat grayak, walang sangit, dan penyakit hawar daun bakteri juga
dapat berkembang secara sporadis di lokasi tertentu. Sedangkan tanam tidak
serempak dalam satu hamparan terjadi karena latar belakang teknis dan sosial.
Pada pola tanam tidak serempak, penyakit tungro selain hama tikus sering
menyebabkan instabilitas hasil. Namun demikian, resiko rendahnya hasil akibat
serangan hama dan penyakit dapat dihindari dengan pola tanam serempak.
Pada saat
ini petani dalam bercocok tanam agak berbeda dari beberapa tahun yang lalu,
kalau dahulu para petani (petani budidaya padi ) melakukan penanaman serentak
dalam satu daerah tertentu selah olah ada yang memberi komando, sedangkan pada
akhir-akhir ini petani cenderung sendiri-sendiri dalam melakukan pola bercocok
tanamnya. Menurut pengamatan penulis banyak ditemukan tanaman padi yang berbeda
jauh waktu penanamannya terbukti pada satu hamparan persawahan yang
bersebelahan, lahan satu sudah siap panen sedangkan lahan disebelahnya tanaman
padinya dalam proses bunting susu. Hal ini menyebabkan populasi hama atau
penyakit di daerah tersebut selalu ada / tidak terputus siklusnya. Jika hal ini
terus berlanjut maka keberadaan hama atau penyakit dihamparan tersebut akan
selalu ada.
·
Pengolahan tanah
Secara umum untuk melakukan penanaman padi, tanah
diolah secara sempurna, sampai pelumpuran, sehingga perakaran tanaman dapat
tumbuh sempurna. Tetapi dibeberapa daerah, petani mengolah tanah tidak sempurna
sehingga timbul berbagai masalah. Dari beberapa laporan, bahwa tanaman padi
yang ditanam pada tanah yang tidak mendapat pengolahan sempurna terjadi
peningkatan intesitas penyakit mentek yang disebabkan oleh nematoda Radophollus
oryzae.
Hama tanaman padi seperti kepinding tanah, wereng
coklat dan penggerek batang akan meningkat populasinya, jika tunggul tanaman
padi tidak segera dibongkar dan tanah tidak diolah dengan sempurna. Hasil
penelitianmemperlihatkan bahwa perilaku hama penggerek batang padi punggung
putih pada saat panen berada diposisi 10 cm dari permukaan tanah. Karena itu,
dianjurkan pemanenan dengan sabit dan memotong batang padi kurang dari 10 cm
dari permukaan tanah dan tanah segera diolah atau digenangi air. Jarak tanam.
Pengaturan jarak tanam sebagai salah satu komponen pengendalian merupakan
merobahan iklim mikro (iklim sekitar tanaman) sedemikian rupa, sehingga tidak
menguntungkan bagi perkembangan hama atau patogen (penyebab penyakit). Hasil
pengkajian BPTP Sumatera Barat terhadap penerapan sistem tanam legowo 4:1 pada
padi sawah dapat mengurangi serangan hama tikus.
Demikian juga terhadap intensitas penyakit blas,
bercak daun coklat, busuk batang dan hawar daun bakteri dan beberapa penyakit
yang disebabkan jamur akan berkurang pada pertanaman padi berjarak tanam
longgar dan meningkat serangannya pada jarak tanam rapat, apalagi di musim
hujan. Karena jarak tanam yang rapat akan meningkatkan kelembaban udara di
sekitar tanaman yang akan menguntungkan bagi kehidupan jamur dan bakteri.
·
Waktu Tanam
Iklim berpengaruh terhadap kehidupan jasad pengganggu
tanaman, untuk menghindari kerusakan pada tanaman yang diakibatkan oleh jasad
pengganggu tersebut perlu menentukan waktu tanam yang tepat. Dari pengamatan
pertanaman padi gogo di daerah transmigrasi Sitiung terlihat bahwa infeksi blas
meningkat pada pertanaman yang ditanam pada bulan Agustus dan September,
sedangkan penanaman di luar bulan-bulan tersebut infeksi blas terlihat rendah
bahkan dapat terhindar dari infeksi blas. Karena pada bulan-bulan tersebut
terjadi musim hujan yang hampir merata setiap hari dengan curah hujan rendah sampai
sedang. Keadaan yang seperti ini telah terbukti bahwa spora jamur penyebab blas
(Pyricularia oryxae) banyak dilepaskan ke udara, dan spora-spora ini akan
menginfeksi tanaman padi sehingga menimbulkan kerusakan tanaman.
Dari hasil penelitian penyakit tungro di Sulawesi
Selatan menyatakan bahwa varietas padi Cisadane yang rentan terhadap wereng
hijau dan penyakit tungro, ternyata terhindar dari serangan tungro dan wereng
hijau, jika ditanam pada akhir Desember atau awal Januari. Hal ini disebabkan
populasi wereng hijau yang infektif sangat rendah sampai akhir fase rentan
varietas Cisadane.
Demikian juga terjadi pada tanaman kacang
panjang/tanaman buncis. Populasi hama Apis/kutu apis akan berkurang pada musim
hujan dan akan meningkat pada musim kemarau. Hal serupa juga terjadi pada hama
kubis Plutella xytostella.
Penyakit bercak coklat sempit yang disebabkan oleh
jamur Cercospora janseana pada musim kemarau memperlihatkan gejala serangan
yang meningkat . Untuk itu hindari menanam varietas rentan pada musim kemarau.
·
Pengaturan Pengairan
Air
merupakan kebutuhan utama pada tanaman padi pada fase pertumbuhan (Vegetatif),
tetapi kebutuhan air ini perlu pengaturan supaya tanaman terhindar dari
kerusakan oleh jasad pengganggu. Serangan keong mas akan meningkat pada tanaman
padi yang berumur kurang dari satu bulan di lapangan, jika digenangi dengan
air. Untuk mencegah kerusakan oleh keong mas, maka tanaman padi yang baru
dipindahkan dari persemaian sampai bunting diairi secukupnya. Sedangkan untuk
menghindari serangan penggerek batang, kepinding tanah, wereng coklat dan tikus
perlu menggenangi lahan.
·
Pengaturan Pola Tanam
Menanaman
tanaman padi terus menerus, apalagi dengan menanam tanaman yang memiliki
tingkat ketahanan sama dengan tanaman sebelumnya, akan memberi peluang untuk
meningkatnya populasi jasad perusak tanaman. Karena keadaan ini merupakan
lingkungan yang sesuai dan tersedianya sumber makanan sepanjang musim bagi hama
atau patogen. Untuk itu perlu pengaturan pola tanam berupa pergiliran tanaman
padi dengan tanaman palawija atau sayur-sayuran. Pergiliran tanaman dapat juga
dilakukan dengan melakukan pergiliran tingkat ketahanan tanaman padi. Pola
tanam tumpang sari dalam areal penanaman padi dengan tanaman lain bukan padi
dapat pula dilakukan untuk meningkatkan keragaman ekologi. Keadaan ini
memungkinkan untuk berkembangnya predator dari hama tanaman padi pada tanaman
bukan padi.
·
Pemupukan
Untuk
meningkatkan hasil, petani cenderung melakukan pemupukan yang berlebihan,
tindakan ini tidak saja merupakan pemborosan, tetapi juga memberi peluang
tanaman padi terinfeksi patogen atau dirusak hama. Pemupukan nitrogen yang
berlebihan pada tanaman padi gogo dan padi sawah mengakibatkan tanaman rentan
terhadap infeksi penyakit blas dan bercak daun coklat Meningkatnya populasi
hama penggerek batang dan wereng coklat dilaporkan ada hubungannya dengan
tingginya dosis pupuk nitrogen yang diberikan. Untuk menentukan kebutuhan
nitrogen tanaman padi dianjurkan menggunakan bagan warna daun, sehingga
pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sedangkan pemberian pupuk yang
mengandung unsur silika (Si), Kalium (K) dan Calsium (Ca) dapat meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap berbagai hama dan patogen
6.
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan secara Biologi
Penggunaan
musuh alami serangga hama berupa predator dan parasitoid (parasit serangga hama
) telah lama dilakukan, tetapi keberhasilanya belum optimal, dan pada umumnya
digunakan untuk pengendalian hama, sedangkan untuk pengendalian penyakit masih
belum banyak dilakukan.
Predator
serangga hama adalah mahluk hidup yang secara aktif memangsa serangga hama.
Pada umumnya ukuran predator lebih besar dari serangga hama. Parasitoid (
parasit serangga hama ) adalah mahluk hidup / agensia hidup dalam melakukan
siklus hidupnya dengan memanfaatkan serangga hama baik secara langsung maupun
melalui telur serangga hama ( pasitoid telur ). Parasitoid biasanya berukuran
lebih kecil dari serangga hama walaupun tidak seratus persen. Parasitoid akan
masuk kedalam tubuh serangga hama dan berkembang biak didalam tubuh serangga
tersebut.
Penggunaan
predator berupa laba-laba dan jamur Metarizium untuk pengendalian wereng coklat
telah dilaporkan tingkat keberhasilannya, tetapi keberhasilan tersebut masih
dalam tingkat penelitian di laboratorium atau dirumah kaca. Sedangkan
dilapangan belum mencapai keberhasilan yang optimal, karena berbagai faktor
yang menghalangi perkembangan predator dan parasitoid tersebut. Misalnya
parasitoid yang berupa mikro organisme sangat rentan terhadap perubahan faktor
iklim. Sehingga kehidupannya akan cepat terganggu jika terjadi perubahan suhu
atau kelembaban udara. Demikian juga serangga parasitoid yang menempatkan
telurnya pada inangnya berupa hama tanaman. Efektivitasnya akan terlihat jika
populasi hama tanaman lebih tinggi dari populasi parasitoid, dan pada saat
itulah parasitoid akan bekerja menekan perkembangan populasi hama.
Pengendalian
secara Biologi yang bisa dilakukan oleh petani adalah :
1)
Menciptakan iklim micro yang lebih mendukung
pertumbuhan dan perkembangan dari musuh alami hama dilahan pertaniannya.
2)
Menanam tanaman dengan varietas yang tahan terhadap
hama dan penyakit
3)
Melakukan pola bercocok tanam yang menguntungkan bagi
musuh alami misalnya dengan tumpang sari,atau melakukan bera terhadap tanah
garapan dan cara- cara yang lain.
4)
Melakukan pengendalian hama secara fisik terlebih
dahulu sebelum memutuskan menggunakan pestisida.
5)
Pilih Pestisida alami/Pestisida Nabati terlebih dahulu
sebelum memutuskan untuk menggunakan pestisida kimia,karena pestisida
alami/Pestisida nabati biasanya lebih ramah terhadap musuh alami hama, dan
mematikan terhadap hamanya.
Apakah sama bekterioside dengan bakterisida? terimakasih
BalasHapus