P.O.A.C
Seluruh ahli sependapat bahwa fungsi
pertama dari manajemen adalah perencanaan, kemudian ditindak lanjuti dngan
pengorganisasian. Gulick menambahkan satu fungsi lagi, yang tidak disinggung
ahli lain, yang akan berjalan dengan baik jika disertai dengan usaha pembiayaan
dalam bentuk rencana anggaran, dan pengawasan anggaran. masing-masing fungsi
manjemen yang dikemukakan di atas, akan dipaparkan pada bagian berikut dengan
mengacu pada pengklasifikasian dari Luther Gulick (POSDCORB).
1.
Perencanaan (planning)
Perencanaan yang kata dasarnya
“rencana” pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala
aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan digunakan di masa yang akan
datyang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran dan
penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya, dan
apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai
tujuan secar maksimal.
Tahap-tahap perencanaan :
a)
Perumusan tujuan, pada tahap ini penyususn perencanaan
harus merumuskan tujuan yang hjendak di capai di masa yang akan datang.
b)
Perumusan kebijaksanaan, yakni merumuskan bagaiaman
usaha untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam bentuk
tindakan-tindakan yang terkoordinir terarah dan terkontrol.
c)
Perumusan prosedur, yakni menentukan batas-batas dari
masing-masing komponen (sumberdaya).
d)
Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hasil
yang yang akan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas pada waktu tertentu.
e)
Perencanaan bersifat menyeluruh, maksudnya setelah
tahap a s/d d dirumuskan dengan baik.
Persyaratan yang dimaksud terdiri dari :
a.
Harus didasarkan pada tujuan yang jelas, maksudnya
semua komponen perencanaan dikembangkan dengan berorientasi pada tujuan yang
jelas.
b.
Bersifat sederhana, realistis, dan praktis, maksudnya
perencanaan yang dibuat tidak bersifat muluk-muluk.
c.
Terperinci, maksudnya harus memuat segala uraian dan
klasifikasi rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan.
d.
Memiliki fleksibilitas artinya perencanaan yang dibuat
tidak bersifat kaku.
e.
Terdapat perimbangan antara unsure atau komponen yang
terlibat dalam pencapaian tujuan
f.
Diupayakan adanya penghematan sumber daya serta
kemungkinan diadakannya sumberdaya tersebut di masa-masa aktivitas sedang
berlangsung.
g.
Diusahakan agar tidak terduplikasi dalam pelaksanaan.
2.
Pengorganisasian
(organizing)
Pengoganisasian diartikan sebagai
kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama di
sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan
tugas sesuai pronsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dapat disebut
sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana
dan prasarana untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.
Efesiensi dalam pengorganisasian
adalah pengakuan terahadap sekolah-sekolah pada penggunaan waktu dan uang
dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuan, yaitu alat yang
diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber daya sekolah.
1)
Penyusunan pegawai (staffing)
Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing
juga merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan
fungsi lainnya, penekanan dari funghsi ini lebih difokuskan pada sumber daya
yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncakan dan diorganisasikan
secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas yang
dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat,
membina, membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan
dan atau seni pembinaan sumber daya manusia.
2)
Pengarahan
(directing)
Pengarahan adalah penjelasan,
petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terdapat para petugas yang terlibat,
baik secara structural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
dengan lancar, dengan pengarahan staff yantg telah diangkat dan dipercayakan
melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak menyimpang dari garis
program yang telah ditentukan.
Dalam pelaksanaannya pengarahan ini
seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling sambil mengawasi, manajer
sering kali memberi petunjuk atau bimbingan bagaimana seharusnya pekerjaan
dikerjakan.
Jika pengarahan yang disampaikan
manajer sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan
termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatannya.
3.
Koordinasi
(coordinating)
Pengkoordinating merupakan suatu
aktivitas manajer membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana
kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari
kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam
bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk
bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Koordinasi diperlukan
untuk mengatasi kemunginan terjadinya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan
wewenang atau saling merasa lebih penting di antara bagian dengan bagian yang
ada dalam organisasi. Pengorganisasian dalam suatu organisasi , dapat dilakukan
melalui berbagai cara seperti :
·
Melaksanakan penjelasan singkat
·
Mengadapat rapat kerja
·
Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan.
v
Pencatatan dan Pelajaran (recording and reporting)
Segala kegiatan organisasi mulai
dari perencanaan hingga pengawasan, bahkan pemberian umpan balik tidak memiliki
arti jika tidak direkam secara baik melalui pencatatan-pencatatan yang benar
dan tepat. Semua proses dan atau kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan
dalam organisasi formal, pada umumnya selalu dipertanggung jawabkan.
Pertanggung jawaban ini tidak dapat dilakukan jika tiudak didukung dengan
data-data tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan dalam organsasi
tersebut, data-data tersebut dapat diperoleh bila dilakukan pencatatan dan
pengdokumentasian yang baik.
Fungsi ini memgang peranan penting
dalam memberhasilkan kegiatan manjemen pendidiklan., fungsi ini umumnya lebih
banyak ditangani oleh bagian ketatusahaan. Hasil catatan ini akan digunakan
manajer untuk membuat laporan tentang apa telah, sedang dan akan dilakukan
dalam upaya pencapaian tujuan . Fungsi recording and reporting ini akan
berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efesien.
4.
Pengawasan
(controlling).
Proses pengawasan mencatat
perkembnangan kea rah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan
dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum
terlambat.
Melalui pengawasan yang efektif,
roda organisasi, implementasi rencna, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu
dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Penampilan mengindikasikan bahwa
secar langsung berhubungan dengan strategi sekolah (seperti input siswa, mutu
pengelola, mutu lulusan, respmasyarakat, dan seterusnya. Mungkin biasa
menyediakan sinyal peringatan awal dari perjalanan panjang yang efektif.
Pengawasan strategisekolah sering disebut “pengawasan strategi”. Sebab fokusnya
pada kegiatan yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan strategi, sehingga
menjadi sekolah lebih bermutu. Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan
mengetahui realisasi perilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian
tujuan sesuai yang dikehendaki, dan dari hasil pengawasan apakah dilakukan
perbaikan.
Kenyataan menunjukkan, pengawasan
dalam institusi dilihat dari praktek menunjukkan tidak dikembangkan untuk
mencapai efektivitas, efesiensi, dan produktifitas, tetapi lebih dititik
beratkan pada kegiatan pendukung yang bersifat progress checking, tentu saja
hal yang demikian bukanlah jawaban yang tepat untuk mencapai visi dan misi.
Yang ujung-ujungnya perolehan mutu yang kompetitif menjadi tidak terwujud.
Prinsip-prinsip pengawasan yang
perlu diperhatikan menurut massie (1973:89)
a)
tertuju kepada strategi sebagai kunci sasaran yang
menentukan keberhasilan.
b)
pengawasan harus menjadi umpab balik sebagai bahan revisi
dalam mencapai tujuan
c)
harus fleksibel dan responsive terhadap
perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan
d)
cocok dengan organisasi misalnya organisasi sebagai
system terbuka (5) merupakan control diri sendiri
e)
bersifat langsung yaitu pelaksanaan control di tempat
pekerja dan (7) memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personal.
Sejalan
dengan prinsip-prinsip tersebut oteng sutisna (1983 : 203) menegaskan bahwa
tindakan pengawasan terdiri dari tiga langka universal
a.
mengukur perbuatan atau kinerja
b.
membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan
dan menetapkan perbedaan-perbedaan jika ada dan
c.
memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.
Membandingkan prestasi kerja dengan
standar yang telah ditetapkan lebih dahulu adalah penting, untuk menentukan apakah
ada penyimpangan (deviation) dan mencatat besar kecilnya penyimpangan, kemudian
mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan, bahwa semua sumber sekolah
dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Pengawasan dan pengendalian
dilakukan oleh menejer, pengawasan layanan belajar harus dilakukan oleh
supervisor, dan pengawasan layanan teknis dilakukan oleh tenaga kerja yang
diberi wewenang untuk itu. Pengendalian dan pengawasan penggunaan anggaran
dalam penyelanggaraan yang dapat dipergunakan untuk menjalankan operasi dan banyak metode pengendalian yang mencakup
anggaran belanja (budget), perhitungan rugi laba, dan sarana-sarana keuangan
lainnya agar pelaksanaan operasi dapat berhasil dengan baik.
Kegiatan monitoring dan pengawasan
adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang penyelenggaraan suatu kerja
sama antara, menejer, konselor, supervisor dan karyawan lainnya dalam
instituasi perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar